Instagram Posts

Thursday, September 14, 2017

[REVIEW] Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin by Tere Liye

[BOOK INFO]
Judul: Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
Pengarang: Tere Liye

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Genre: Umum
Periode baca: 2 - 18 Juni 2017
Ratings: 🌟🌟🌟🌟🌟
[REVIEW]
Ini adalah buku pertama yang saya baca dari Tere Liye sampai tamat. Awalnya saya hanya dengar selentingan bahwa karya-karya bagus. Pernah baca 'Negeri Para Bedebah' untuk salah satu project review grup kepenulisan, tapi tidak sampai habis.

Saya harus mengakui bahwa karya Tere Liye sangat bagus! Bahasanya sangat lugas, penggunaan POV 1 dalam karakter wanita membuat saya menyatu dengan karakter Tania di cerita ini. Wanita yang memendam perasaan, yang patah hati sebelum menyatakan perasaannya, yang berusaha meneruskan hidup, menawarkan hati dan bangkit dari perasaannya.

Menyentuh, indah, sedih, dan mengharukan.

Saya menulis dengan menjual mimpi. Karya Tere Liye ini tidak hanya menjual mimpi, tetapi juga menuliskan potongan hidup di Jakarta yang keras.

[QUOTES]
Ah, setidaknya ada positifnya macet malam ini. Pertunjukan ratusan cahaya lampu. (hal 34)
Ketika kau kehilangan semangat, ingatlah kata-kataku dulu. Kehidupan ini seperti daun yang jatuh. Biarkanlah angin yang menerbangkannya. (hal 70)
Bukan justru sebaliknya menangisi perasaan yang sedikit pun tidak pernah kuminta. (hal 154)
Orang-orang yang sedang jatuh cinta memang cenderung menghubungkan satu dan hal lainnya. Mencari-cari penjelasan yang membuat hatinya senang. (hal 166)
Hatiku sudah kebas dengan romantisme murahan seperti itu. Sia-sia. Hanya omong kosong. (hal 169)
Ah, yakinlah mengenang semua perasaan itu tidak sesulit yang dibayangkan. (hal 181)
Kebaikan itu seperti pesawat terbang, Tania. Jendela-jendela bergetar, layar teve bergoyang, telepon genggam terinduksi saat pesawat itu lewat. Kebaikan merambat tanpa kenal batas. Bagai garpu tala yang beresonansi, kebaikan menyebar dengan cepat. (hal 184)
Bahwa hidup harus menerima, penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus mengerti, pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami, pemahaman yang tulus. (hal 196)
Pria selalu punya ruang tersembunyi di hatinya. Tak ada yang tahu, bahkan percayakah kau, ruang sekecil itu jauh lebih absurd daripada seorang wanita terabsurd sekalipun. (hal 213)

No comments:

Post a Comment