Instagram Posts

Sunday, November 12, 2017

[REVIEW] (im)Perfect Serenade by Irene Dyah

[BOOK INFO] 
Judul: (im)Perfect Serenade
Pengarang: Irene Dyah
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Genre: Chicklit
Halaman: 248
Periode baca: 5-9 Nov 2017
Ratings: 🌟🌟🌟🌟
[BLURB]
Setiap perjalanan pasti butuh kata pulang, dan pulang bagimu saat ini adalah kepadaku, kepada yang kita bangun bersama enam tahun terakhir.


Kalimat itu barangkali menggetarkan hati sebagian orang. Namun bagi Seren, permohonan romantis dari suaminya terdengar seperti lelucon di siang bolong. Bagaimana tidak? Dia sedang menikmati masa terbaiknya bekerja di Juliet Club dan tinggal di kota secantik Verona! Ditambah bonus tampan nan sulit ditolak bernama Aris Zanetti, pria idaman berkualitas 4B (bibit, bebet, bobot, bule) yang masih terlihat macho meski tengah menggenggam pink gelato.


Lagi pula, bukankah suaminya pun sedang bersenang-senang bersama si Kuku Merah? Mau hancur ya hancur saja sekalian. 

Tapi, apa kata dunia nanti, bila seorang ikon wanita bercitra kisah cinta sempurna seperti Serenade Sukma, terbukti gagal membina rumah tangga? Bisa kiamat dunianya.

Apakah kencan nakal serta pesona tanah Sabang bisa membantu menyelesaikan perkara? Bisakah Seren mencantumkan happy ending laiknya “Romeo-Juliet” versi Pakistan? Atau jangan-jangan, kisah cintanya berakhir tragis seperti legenda Romeo-Juliet di Verona?

[REVIEW]
Pertama-tama, aku berkenalan dengan Serenade, yang akrab dipanggil Seren. Saat ini dia bekerja di Juliet Club, sebuah klub unik yang ada di Verona. Tugasnya mudah, membalas surat-surat yang ditujukan kepada Juliet, sang tokoh legendaris kekasihnya Romeo. Ayo, ngaku, siapa nggak tahu tentang kisah cinta mereka yang berakhir tragis (menurutku bukan tragis tapi bodoh, hehehe!)!

Nah, ternyata kepergian Seren ke Verona juga menjadi salah satu getaway dia dalam hal pekerjaan. Dia pergi ke Verona juga supaya bisa menemukan ide-ide baru untuk novelnya yang mandek. Namun, masih ada masalah pelik lain yang sedang dia hadapi, yaitu Bansar yang ternyata punya wanita lain selain Seren sebagai istrinya. Walaupun tahu, Seren tidak membahasnya dengan Bansar. Dia tidak mau merusak rumah tangganya dengan Bansar. Hei, Seren, nggak usah dirusak pun, itu udah rusak dengan kehadiran orang ketiga!


Dalam hari-harinya di Verona, seorang lelaki Italia bernama Aris Zanetti mengisi hari-harinya. Dia selalu tampak percaya diri dengan moto hidup: "Italians do it better!"


"Setiap perjalanan pasti butuh kata pulang. Dan pulang bagimu, di dunia ini, adalah kembali kepadaku. Kepada rumah kita, dan semua yang kita bangun enam tahun terakhir." (hal 132)

Pertemanan yang terjadi antara Seren dan Aris sedikit melewati batas. Jujur saja, aku kaget Seren bisa terbawa suasana. Walaupun dia terluka karena perselingkuhan suaminya, tapi menurutku dia kurang memegang kendalinya ketika dihadapkan pada sosok bagai pahatan dewa. Untungnya, Seren diingatkan akan sesuatu yang dia lihat di apartemen Aris ketika Aris mengundangnya makan malam. Sesuatu yang menghentikannya berbuat lebih jauh, sesuatu yang sedikit banyak membuatku memahami Aris. Maksudku, well, he's a foreigner with all his cultures and norms. You just can't blame him for that.


Seren izin pulang setelah bermenit-menit tidak nyaman bersama Aris malam itu. Dan dia lebih kaget lagi menemukan Bansar sudah ada di dalam kamar hotelnya. Ya, Bansar yang harusnya menikmati kesendirian dengan selingkuhannya itu di Jakarta, memilih untuk terbang ke Verona dan mengajak Seren pulang ke Indonesia. 


"Kamu sadar nggak sih, buat lelaki, meminta maaf itu benar-benar sesuatu yang membanting ego dan menginjak-injaknya dengan kakinya sendiri. Dan kalau Bansar melakukan selalu bisa melakukannya, sebesar itu pula rasa sayangnya kepadamu." (hal 207)

Aku mulai sedikit simpati pada sosok Bansar. Dia memang bukan lelaki yang memohon-mohon untuk diampuni karena kesalahannya dekat dengan Ayang, tapi itu juga bukan 100% kesalahannya. Lelaki itu benar-benar berusaha memegang janji setianya dengan Seren.


Serupa pula dengan yang Mbak Emma--atasan Seren--bahwa Bansar adalah lelaki yang telah memberikan janji sucinya pada Seren, bukan Aris--lelaki Italia--yang dengan sejuta pesona memikat wanita mana pun yang cantik di matanya. Ya, memang Aris yang sanggup bersikap romantis padanya, memperlakukan Seren dengan amat manis seolah dialah yang paling beruntung di dunia ini. Namun, sejatilah Bansar yang menyusulnya ke Verona dan menjemputnya pulang.


Meski sudah meminta maaf atas kesalahannya, Seren tetap saja meminta waktu untuk memaafkan Bansar. Tapi Seren mungkin lupa, bahwa yang pernah dilakukannya dengan Aris pun, adalah hal serupa seperti yang dilakukan Bansar dengan Ayang.


Apakah kedua manusia ini akhirnya bisa saling memaafkan dan memurnikan janji setia mereka lagi? Itu jawaban satu itu, aku harus meminta kalian baca bukunya. 


[CLOSING]
Ini pertama kalinya aku baca karya Mbak Irene Dyah. Kesan pertama, tidak mengecewakan. Ya, iyalah, Mbak Irene udah malang melintang di dunia novel Indonesia, aku saja yang terlambat berkenalan.

Kisah ini secara pribadi menggugah hatiku. Tentang perjalanan seorang wanita yang suaminya selingkuh. Namun, di samping itu, ternyata Seren juga hampir melakukan hal yang sama. Menurutku, itu harusnya membuat dia lebih mudah untuk memaafkan Bansar, suaminya. Tetapi, tidak. Justru dia begitu sulit melepas kesalahan Bansar. Inilah keegoisan seorang wanita. Dia disakiti, tapi ketika dia menyakiti dia tidak sadar karena terlalu dicintai oleh Bansar.

Sayang sekali tidak ada momen Bansar tahu perihal Aris dan hubungannya dengan Seren di Verona. Aku hanya penasaran dengan reaksi Bansar. Ya, aku tahu di dalam kisahnya tersirat bahwa Aris bermaksud baik dan Bansar selalu memaafkan atau bahkan akan meminta maaf pada Seren karena hal itu. Tetapi tetap saja, bagian itu mengganjal di hatiku.

Aku suka karakter Mbak Emma dalam kisah ini. Dia adalah atasan Seren, yang sekaligus menjadi orang yang bisa melihat permasalahan yang dialami Seren dengan mata yang lebih netral. Beberapa ucapannya pada Seren benar-benar menohok hati dan sanggup menyadarkan Seren.

Buku ini adalah curahan hati beberapa perempuan yangmengejar kisah hidupnya dengan cara yang berbeda. Buku ini mengajarkan bahwa ada bahagia untuk setiap wanita, kita tinggal mengejarnya. Sudahkah kamu mencapai bahagiamu sendiri? Kalau belum, coba deh baca buku ini, rasa bahagia di hatimu akan meningkat begitu kamu selesai membacanya!

No comments:

Post a Comment